Rabu, 13 April 2016

Ujian Praktik




 Akibat Bullying yang Fatal

Baru-baru ini kabar mengenai seorang siswi bernama Sonya Depari mendadak melejit. Nama Sonya melejit setelah rekaman video ulahnya memarahi seorang Polwan saat dia ditilang. Dengan nada tinggi, siswi yang baru saja selesai mengikuti Ujian Nasional dan masih mengenakan seragam yang dicorat-coret itu, mengancam sambil menunjuk-nunjuk sang Polwan dengan mengaku sebagai anak seorang jenderal.

"Aku tidak main-main, aku tandai Ibu, aku anak Arman Depari," kata Sonya.

 Arman Depari yang dimaksud adalah seorang petinggi kepolisian berpangkat inspektur jenderal (irjen) yang saat ini menjabat Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN).
 Hal itu tentu membuat netizen geram. mereka membully Sonya,mencaci dan menghinanya. Bahkan video rekaman Sonya membentak polisi sampai tersiar ke Televisi.


aksi itu pula yang membuat Makmur, ayah kandung Sonya Depari malu dan marah. Lebih-lebih, saat melihat tayangan televisi seputar peristiwa itu. Tensi darah Makmur naik seketika.
Sebelum meninggal, Makmur sempat dirawat di RSU Mitra Sejati, Medan. "Telah meninggal bapak Makmur Depari. Ia masuk ke rumah sakit tadi pagi. Saat ini sudah dibawa ke rumah duka oleh keluarga. Tadi dirawat di ICU," kata Wakil Direktur Pelayanan Medis RSU Mitra Sejati dr. Marolop J Butarbutar, dikutip detikcom, Kamis(7/4).

Keterangan juga datang dari Kapolresta Medan, Komisaris Besar Mardiaz Kusin Dwihananto, yang mengatakan bahwa Makmur meninggal karena stroke.
Semula, kata Mardiaz, kepolisian akan menindak kasus ini, dengan memanggil orang tua Sonya dan pihak sekolah. Namun, menyusul kabar duka ini proses itu dihentikan. "Ya tadinya nanti setelah di interogasi kita lakukan akan diketahui langkah-langkah selanjutnya. Tapi karena orang tuanya meninggal jadi kita urungkan," ujar Mardiaz, dikutip Liputan6.com.




Menurut Eris penjelasan "Senina karena satu darah, satu marga ataupun sub yang sama. Jadi bukan aneh bila saya memiliki beberapa Bapak dan Mamak. Meskipun ada embel-embel Pak Tua, Pak Tengah atau Pak Uda di belakangnya, tidak mengubah hakekatnya bagi kami," tulis Eris. Lebih-lebih, seperti dituliskan Eris, dalam kasus ini ayah Sonya "abang-beradik" dengan Arman Depari.
"Terlepas dari keangkuhannya membawa-bawa nama jenderal itu, secara hukum (adat) dia sah menyebut nama bapaknya. Meskipun secara hukum dia juga salah karena menggunakan nama bapaknya untuk mengancam polisi," demikian keterangan lanjutan dari Eris.

salah satu keluarga Sonya berkomentar di Facebook. “Buat kalian yang udah mencaci maki adek kami dari semalam.. udah puaskah kalian? apakah hidup kalian smua sudah benar? apakah di antara kalian tdk pernah melakukan kesalahan? Sekarang bapaknya meninggal dunia karena gak tahan membaca berita2 di medsos dan mendengar cacian kalian kawan2 medsos.. Selamat jalan pak tengah, ku kenal kam sosok ayah yg baik, tenang di sorga,” tulis Friska Ulina Sembiring Depari dalam akun Facebooknya


Dari peristiwa itu kita harusnya sadar, tindakan bullying dapat menimbulkan akibat yang sangat fatal. Mulai dari gangguan mental atau bahkan seperti ayah Sonya Depari. Kita tidak seharusnya menghina,mencaci,dan membully orang jika orang itu melakukan kesalahan. Justru yang harus kita lakukan adalah menasihati dan berbicara baik-baik.
Semoga dari peristiwa itu netizen dan para masyarakat luas sadar dan tidak lagi melakukan tindakan bullying.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar